Kantor Virtual atau Virtual Office adalah
sebuah “ruang kerja” yang berlokasi di dunia internet, di mana seorang
individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk
melaksanakan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki “fisik”
lokasi usaha. Kantor virtualmerupakan
sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual yang
bekerja secara online. Pengaturan operasional dan fungsional suatu
kantor virtual memungkinkan pemilik bisnis dan karyawan untuk bekerja
dari lokasi di manapun dengan menggunakan teknologi komputer seperti PC,
laptop, ponsel dan akses internet.
Tujuan Kantor Virtual
Kemajuan
teknologi terus mendorong dunia bisnis bergerak semakin cepat. Kantor
Virtual timbul sebagai upaya untuk mewujudkan pengurangan penggunaan
lingkungan kantor secara fisik. Pengurangan bahkan peniadaan tersebut
bertujuan sebagai efisiensi kerja yang berujung pada penekanan biaya
(cost reduction). Sebuah kantor virtual dapat memberikan penghematan
yang signifikan dan fleksibilitas dibandingkan dengan menyewa ruang
kantor tradisional.
Kantor virtual merupakan
implementasi dari upaya otomasi perkantoran (office automation) yang
bertujuan membantu karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja
mereka. Untuk perusahaan skala kecil dan menengah menggunakan Kantor
virtual tidak sama dengan pengurangan karyawan. Dalam hal pengurangan
kantor secara fisik, maka yang dikurangi adalah wujud fisik kantor
berupa ruangan, meja kursi, maupun lemari arsip. Sebagai gantinya,
karyawan tetap dapat bekerja melalui kantor virtual. Keberadaan kantor
virtual bagi seorang karyawan dapat “datang” ke kantor secara cepat.
Karena sebetulnya, kedatangan dan kepergian karyawan tersebut
berlangsung secara virtual tidak secara fisik datang dan hadir di
lingkungan kantor.
Mewujudkan
suatu kantor virtual berarti mempersiapkan infrastruktur otomasi
perkantoran, melakukan definisi ulang (redefine) proses kerja kantor,
serta mempersiapkan kondisi karyawan untuk bekerja melalui kantor
virtual. Definisi ulang proses kerja dan persiapan kondisi karyawan
tentunya akan melibatkan proses manajemen yang cukup kompleks, terlebih
bagi perusahaan yang selama ini beroperasi dengan cara tradisional.
Sedangkan infrastruktur otomasi perkantoran, meskipun tetap melibatkan
proses manajemen, lebih sering dipandang dari segi teknis integrasinya.
Infrastruktur otomasi perkantoran dapat tersusun atas tiga jenis aplikasi berikut ini:
o Aplikasi perkantoran, meliputi pengolah kata, pengolah tabel, pengolah slide presentasi.
o Aplikasi komunikasi, termasuk e-mail, messaging, voice-mail, telefon, fax, address book, dll.
o Aplikasi kolaborasi, yang berisi aplikasi manajemen proyek, kalender elektronik, forum diskusi, aplikasi konferensi dll.
Perkembangan Kantor Virtual
Aplikasi
komersial pertama dari kantor virtual terjadi pada tahun 1994, ketika
Ralph Gregory mendirikan “Virtual Office, Inc”, di Boulder, Colorado.
Perusahaan ini diperluas di seluruh Amerika Utara dan sekarang dikenal
sebagai “Intelligent Office”.
Kini
dengan semakin banyaknya perusahaan yang menyediakan layanan Kantor
Virtual, memudahkan individu untuk mengembangkan usahanya tanpa harus
memikirkan infratruktur otomasi perkantoran. Beberapa perusahaan kantor
virtual telah menyediakan layanan dan bantuan yang terkait dengan kantor
fisik, seperti alamat kantor yang bergengsi, layanan menjawab telepon
profesional dan menyewakan ruang kantor dan ruang pertemuan, dan
lain-lain.
Layanan komunikasi Kantor Virtual
o Resepsionis
Jarak Jauh – Sebuah tim pekerja kantor virtual bekerja menggunakan
teknologi Komunikasi yang terintegrasi dengan perangkat lunak Komputer
untuk menggantikan resepsionis tradisional.
o Asisten
Virtual – Sebuah asisten virtual sering kali merupakan sekretaris bagi
yang bekerja dari rumah, dan jarang bertemu atau bertatap muka dengan
klien.
o Layanan
Jawab / call center beroperasi dari lokasi terpusat untuk tujuan
menerima dan mengirimkan sejumlah besar permintaan melalui telepon.
Layanan telepon kantor virtual menjembatani kesenjangan antara Anda dan
klien.
o Kotak suara adalah teknologi yang menyimpan pesan suara elektronik.
o Gedung
Kantor Virtual – kantor virtual memberi Anda untuk memiliki kantor
nyata di kota pilihan Anda, agar dapat digunakan untuk bertatap muka,
rapat, pertemuan dengan karyawan lain atau relasi.
Layanan Ruang Kantor Virtual
o Alamat Profesional – Sebuah bangunan bergengsi untuk digunakan sebagai alamat bisnis.
o Alamat surat – Alamat profesional dapat digunakan untuk menerima, mengirim surat tanpa konotasi dari sebuah PO Box .
o Resepsionis – Tenaga Resepsionis sebagai ”wakil” untuk menerima dan menandatangani paket atau dokumen.
o Bisnis
Meeting Space – Penggunaan ruang pertemuan sesuai dengan permintaan
(per jam, harian atau mingguan) untuk melakukan pertemuan atau rapat.
o Sebuah
kantor layanan lengkap virtual akan menyediakan internet broadband,
fax, fotokopi, printer, fitur telepon tingkat lanjut, conference call,
video conferencing, lobi / ruang tunggu dan dapur.
o Live
Resepsionis Virtual – Sebuah layanan menjawab virtual adalah sebuah
sistem otomatis dengan resepsionis virtual hidup. Ini jenis layanan
dapat dinikmati tanpa membeli peralatan mahal.
Keuntungan Kantor Virtual
Secara spesifik ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan keberadaan kantor virtual:
1. Pengurangan biaya operasional perusahaan seperti lokasi dan ruang tempat usaha, biaya peralatan kantor, gaji karyawan.
2. Kantor
virtual menggunakan jaringan komunikasi formal, seluruh bentuk
komunikasi terjadi melalui kantor virtual tercatat secara formal.
3. Rapat
atau pertemuan dapat dilakukan melalui konferensi telekonferensi dan
video, dan dokumen dapat ditransmisikan secara elektronik.
4. Pengurangan
halangan aktivitas kerja seperti hujan, jalan macet, tempat jauh sudah
tidak dapat lagi menjadi alasan untuk tidak bekerja.
5. Keuntungan
sosial dari kantor virtual adalah memberikan kesempatan dan kemampuan
bekerja untuk individu yang memiliki tanggungan anak-anak kecil,
penyandang disabilitas, maupun lanjut usia.
6. SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
Istilah
eksekutif diterapkan agak bebas. Eksekutif sering dikaitkan dengan
perencanaan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan
perusahaan. Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada
sistem informasi fungsional, manajer pucuk akan menerima semua informasi
dari subsistem-subsistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan
dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka.
Sistem informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas tersebut.
Beberapa pandangan tentang apa yang dilakukan eksekutif :
1. Menurut
Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi – fungsi manajemen yang
sama: merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staf, mengarahkan dan
mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif,
sedangkan fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
2. Peran-peran
manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi
orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan
adalah negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding
dalam menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat bawah/rendah
berunding tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
3. Agenda
dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para
eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap:
(a) menetapkan agenda – tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang,
mencegah, dan jangka pendek); (b) membangun jaringan kerjasama
diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda tersebut; (c)
menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota
jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.
Pikiran
manajer sering dipandang sebagai black box, yang tidak boleh dibuka.
Menurut Prof. Daniel J. Isenberg dari Harvard, bahwa eksekutif berpikir
mengenai dua kelompok umum masalah: bagaimana membuat sesuatu
dilaksanakan dan bagaimana menangani sejumlah kecil masalah utama atau
sasaran umum. Seorang eksekutif sering melompat dari definisi masalah ke
penerapan solusi dan kemudian kembali ke evaluasi alternatif.
Eksekutif memang sering membuat keputusan rasional, tetapi mungkin tidak
selalu merupakan hasil dari mengikuti serangkaian langkah-langkah yang
terdefinisikan secara baik dalam urutan yang sama.
Sistem
Informasi Eksekutif berada di puncak sistem – sistem informasi
fungsional, menyediakan informasi bagi eksekutif.
Sistem
Informasi Eksekutif didefinisikan sebagai: Sistem terkomputerisasi yang
memberi eksekutif akses yang mudah ke informasi internal dan eksternal
yang relevan dengan faktor keberhasilan kebutuhannya.
7
. KEBUTUHAN INFORMASI EKSEKUTIF YANG UNIK
Eksekutif
memiliki tanggung jawab yang unik dan terlibat dalam proses berpikir
yang unik, mereka juga memiliki kebutuhan informasi yang unik. Ada 3
penelitian mengenai penggunaan informasi oleh eksekutif.
1. Penelitian
Mintzberg : orang pertama melakukan penelitian formal mengenai
kebutuhan informasi eksekutif. Ada 5 kegiatan dasar yang membentuk waktu
CEO – tugas administrasi (desk work) 22%, panggilan telepon 6%,
pertemuan tak terjadwal 10%, pertemuan terjadwal 59%, dan kunjungan 3%.
2. Penelitian
Jones dan Mc. Cleod : penelitian mengenai arus informasi masuk dari 5
eksekutif. Para eksekutif tersebut mencakup CEO suatu rangkaian toko
pengecer, CEO suatu bank, presiden direktur suatu perusahaan asuransi,
wakil presiden direktur keuangan, dan wakil presiden direktur
perpajakan. Penelitiannya dirancang untuk menjawab pertanyaan :
Berapa
banyak informasi yang mencapai eksekutif? Selama dua minggu eksekutif
dan sekretaris mereka mencatat 1.454 transaksi informasi yang menjalin
ke eksekutif. Transaksi adalah suatu komunikasi yang melibatkan medium
apapun: laporan komputer, memo, kunjungan pengamatan, panggilan telepon,
surat, rapat dan sebagainya. Rata-rata 29 transaksi/hari.
Apa
nilai informasi tersebut? Tiap transaksi diberi nilai 0 (tanpa nilai)
hingga 10 (maksimum). Hasil pengamatan menunjukkan ada variasi dalam
tingkat nilai yang diberikan oleh tiap eksekutif, berkisar dari
rata-rata 2,9 untuk wakil presiden direktur perpajakan hingga 5,5 untuk
CEO bank.
Apa
sajakah sumber informasi itu? Lingkungan menyediakan volume terbesar,
tetapi juga menyediakan informasi dengan nilai rata-rata terendah.
Sebaliknya sumber yang menyediakan volume paling sedikit adalah komite,
tetapi mereka menyediakan informasi dengan nilai tertinggi. Dua tingkat
yang langsung dibawah eksekutif menyediakan informasi terbaik dalam hal
volume dan nilai yang tinggi.
Media
apa yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi eksekutif? Media
tertulis mencapai 61% dari jumlah transaksi. Panggilan telepon
merupakan satu-satunya komunikasi lisan yang bervolume besar. Sayang
bagi para eksekutif, tiga media yang paling sedikit mereka kendalikan
(surat, memo dan panggilan telepon) mencapai 60% transaksi.
Apa
kegunaan informasi itu? Para peneliti dibantu oleh para eksekutif
memberikan suatu peran keputusan untuk tiap transaksi informasi.
Pemberian tersebut mencerminkan bagaimana eksekutif akan menggunakan
informasi itu. Penggunaan informasi: penanganan gangguan 42%,
entrepreneur 32%, pengalokasian sumberdaya 17%, negosiator 3%, dan tidak
diketahui 6%.
Ada tiga penemuan penelitian yang paling menonjol :
a. Sebagian
besar informasi eksekutif berasal dari sumberdaya lingkungan, tetapi
informasi intern diberi nilai lebih tinggi.
b. Sebagian besar informasi eksekutif berbentuk tertulis, tetapi informasi lisan diberi nilai lebih tinggi.
c. Para
eksekutif mendapatkan sangat sedikit informasi langsung dari komputer.
Tidak ada sistem informasi eksekutif yang sepenuhnya berbasis komputer.
3. Penelitian
Rockart dan Treacy. Sukar untuk membedakan usaha pada sistem informasi
eksekutif antara penelitian Mintzberg dan penelitian 1980-an oleh John
Rockart dan Michael Treacy, keduanya dari MIT. Salah satu hasil
penelitian mereka yang menyatakan bahwa dari 16 perusahaan yang diamati
satu dari 3 pejabat puncak – sangat sering CEO – menggunakan sendiri
komputer. Salah satu pendukung komputer yang paling berdedikasi adalah
Ben W. Heineman, CEO dari Northwest Industries.
Istilah
Sistem Informasi Eksekutif (SIE) pertama kali muncul dalam laporan
penelitian Rockart dan Treacy. Para peneliti tersebut menemukan :
Tujuan sentral : eksekutif menggunakan informasi komputer terutama dalam perencanaan dan pengendalian.
Inti
data bersama : database berisi informasi mengenai berbagai industri,
pelanggan, pesaing dan unit-unit bisnis dalam 3 periode waktu : masa
lalu, kini, dan masa depan.
Dua
metode penggunaan utama : eksekutif menggunakan Sistem Informasi
Eksekutif untuk mengakses status saat ini dan memproyeksikan trend
serta melakukan analisis pribadi atas data.
Organisasi
pendukung : para eksekutif dibantu oleh pelatih Sistem Informasi
Eksekutif dan sopir Sistem Informasi Eksekutif. Pelatih Sistem Informasi
Eksekutif adalah anggota staf eksekutif, jasa informasi atau organisasi
konsultasi luar yang menyediakan bantuan dalam memulai sistem. Sopir
Sistem Informasi Eksekutif adalah anggota staf eksekutif yang
mengoperasikan peralatan bagi eksekutif.
8
. MENEMPATKAN KOMPUTER DALAM PERSPEKTIF
Walau
beberapa eksekutif mengandalkan komputer, secara proporsional lebih
sedikit pemakai komputer di tingkat eksekutif daripada di tingkat lain.
Alasannya: (1) masalah pada tingkat eksekutif kurang terstruktur, oleh
sebab itu lebih sulit untuk didukung dengan pengolah komputer; (2)
eksekutif lebih tua dan jarang mendapatkan kesempatan pelatihan komputer
formal. Pokok-pokok penting dalam pembahasan ini :
Penggunaan komputer adalah sesuatu yang pribadi;
Informasi komputer hanyalah sebagian dari semua informasi yang mencapai seorang eksekutif.
9. SARAN – SARAN UNTUK MEMPERBAIKI SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
Eksekutif
harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan peran komputer dalam
sistem informasi mereka. Ada 5 langkah yang bisa dilakukan :
1. Mencatat
transaksi-transaksi informasi yang masuk: data dapat dimasukkan dalam
database dan dapat disiapkan laporan yang memungkinkan eksekutif
menjawab setiap pertanyaan.
2. Merangsang
sumber – sumber yang bernilai tinggi: dengan teridentifikasinya
sumber-sumber bernilai tinggi, eksekutif kemudian dapat bertindak untuk
memudahkan komunikasi sumber-sumber tersebut.
3. Memanfaatkan peluang: jika sepotong informasi yang baik datang eksekutif harus meraihnya.
4. Menyesuaikan
sistem pada perorangan: sesuai penelitian Jones dan McCleod, tiap
eksekutif memiliki gaya pengumpulan informasi yang unik.
5. Memanfaatkan
teknologi : Eksekutif umumnya berpikiran terbuka mengenai sistem
informasi mereka dan akan mempertimbangkancara apapun untuk
memperbaikinya.
10. SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BERBASIS KOMPUTER
Sistem
informasi eksekutif (executive information system), atau EIS, merupakan
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja
keseluruhan perusahaan. Informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam
berbagai tingkat. Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep –
konsep manajemen. Ada 3 konsep yang perlu dibahas, yaitu: faktor –
faktor penentu keberhasilan (critical success factors), management by
exception, dan model mental.
Faktor-faktor
penentu keberhasilan Tahun 1961 D. Donald Daniel dari McKinsey &
Company menciptakan faktor-faktor keberhasilan. Faktor-faktor ini
bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk industri
kendaraan bermotor, CSF (critical success factors) yang diyakini
adalah model, jaringan dealer yang efisien, dan pengendalian biaya
manufaktur yang efisien. CSF industri asuransi jiwa adalah pengembangan
personil manajemen agen, pengendalian personil administratif, dan
inovasi menciptakan produk – produk asuransi.
Management
by exception Tampilan layar yang digunakan eksekutif sering menyertakan
management by exception dengan membandingkan kinerja yang diharapkan
dengan kinerja aktual. Perangkat lunak EIS dapat mengidentifikasi
perkecualian-perkecualian secara otomatis dan membuatnya diperhatikan
oleh eksekutif.
Model
mental Peran utama EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan data
dan informasi bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya.
Pengambilan sari ini disebut pemampatan informasi (information
compression) dan menghasilkan suatu gambaran atau model mental dari
operasi perusahaan. Tahun 1973, P.N. Johnson – Lavid menciptakan
istilah model mental, yakni “memungkinkan perorangan untuk membuat
penilaian dan perkiraan, untuk memahami fenomena, untuk memutuskan
tindakan yang perlu diambil dan untuk mengendalikan pelaksanaannya dan
di atas semuanya untuk mengalami kejadian melalui pengganti (proxy).”
11. KEPUTUSAN PENERAPAN EIS
Untuk menerapkan EIS berbasis komputer, ada 3 pertimbangan yang perlu dilakukan:
1. Perlukah kita mengembangkan EIS? Jika jawabannya tidak, eksekutif cukup mengandalkan sistem yang ada sekarang.
2. Jika
jawabannya ya; apakah tersedia perangkat lunak produktivitas perorangan
siap pakai (prewritten personal productivity software) yang memenuhi
kebutuhan eksekutif? Jika ada perangkat lunak itu dibeli.
3. Jika
tidak; perlukah kita membeli perangkat lunak EIS siap pakai? Jika ya,
perangkat lunak tersebut dibeli; jika tidak staf jasa informasi
perusahaan menciptakan perangkat lunak EIS pesanan (custom EIS
software).
Perangkat
lunak produktivitas perseorangan siap pakai adalah S/W umum yang dapat
digunakan oleh setiap orang untuk mengembangkan aplikasi mereka sendiri.
Contoh : DBMS, paket spreadsheet elektronik, paket grafik, sistem
manajemen proyek.
Perangkat
lunak EIS siap pakai: khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi eksekutif. Contoh S/W awal EIS yang dirancang untuk mainframe
adalah Pilot Executive Software, Inc.dari Boston dan Comshore, Inc. dari
Aum Arbor, Michigan. Sekarang S/W untuk PC sudah banyak ada.
12. FAKTOR – FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN EIS
Rockart dan Delong mengidentifikasi 8 faktor penentu keberhasilan EIS, yaitu :
1. Sponsor
eksekutif yang mengerti dan berkomitmen; eksekutif tingkat puncak,
lebih baik CEO, harus berfungsi sebagai sponsor eksekutif EIS dengan
mendorong penerapannya.
2. Sponsor
operasi, kalau sponsor eksekutif sibuk dapat diberikan kepada eksekutif
lebih rendah, misal wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi
bekerjasama dengan eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk
memastikan pekerjaan itu terlaksana.
3. Staf
jasa informasi yang sesuai; tidak saja mengerti teknologi informasi
tetapi juga mengerti cara eksekutif menggunakan sistem itu.
4. Teknologi informasi yang sesuai; H/W dan S/W tidak lebih dan tidak kurang.
5. Manajemen
data; data harus selalu mutakhir dengan mengidentifikasi tanggal dan
jam dimasukkan dalam sistem. Juga perlu analisis melalui drill-down –
dengan bertanya kepada manajer data atau keduanya.
6. Kaitan
yang jelas dengan tujuan bisnis; EIS harus berhasil memecahkan
masalah-masalah spesifik/untuk memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani
teknologi informasi.
7. Manajemen
atas penolakan organisasi. Jika seorang eksekutif menolak EIS, perlu
upaya untuk mendapatkan dukungan. Untuk itu perlu identifikasi masalah
tanggal tersebut, kemudian menerapkan EIS dengan prototyping untuk
mengatasi masalah tersebut.
8. Manajemen
atas penyebaran dan evolusi sistem; jika manajemen tingkat atas mulai
menerima informasi dari EIS, manajer tingkat bawah ingin menerima output
yang sama.
13. TREND EIS MASA DEPAN
1. Penggunaan EIS di perusahaan besar akan menjadi umum.
2. Terdapat kebutuhan akan perangkat lunak EIS khusus berharga murah.
3. SIM dan DSS masa depan akan tampak seperti EIS masa kini.
4. Eksekutif akan menjaga komputer dalam perspektif.
Kebanyakan EIS menunjukkan:
1. Sesuaikan dengan pemakai eksekutif perorangan
2. Mengekstraksi, menyaring, meringkas dan menangkap data yang penting
3. Memberikan
akses status online, analisa trend, pelaporan kekecualian dan drill
down (yaitu memungkinkan pemakai untuk mengakses kerincian atau data
yang mendukung yang berada di bawah data yang teringkas)
4. Mengakses dan memadukan jangkauan data internal dan eksternal yang bersifat luas
5. Bersifat user-friendly dang menggunakannya hanya dibutuhkan ketrampilan yang sedikit tanpa pelatihan
6. Digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa intermediary (perantara)
7. Menampilkan informasi grafik, tabuler dan/atau tekstual
Sedangkan
Sistem Penunjang Eksekutif (ESS) biasanya mengacu pada sistem yang
memiliki set kemampuan yang lebih dari EIS. EIS mempunyai konotasi yang
memberikan informasi, sedangkan istilah ESS berkonotasi memberikan
kemampuan dukungan yang lain selain memberikn informasi.
Selain kemampuan yang ada pada EIS, dalam ESS mempunyai kemampuan tambahan diantaranya:
1. Memberikan dukungan kepada komunikasi elektronik (mis:Email, computer conferencing, dan word proccesing)
2. Mempunyai kemampuan analisa data
3. Mempunyai alat pengorganisasian
Kemampuan
tambahan tersebut biasanya berada sebagai pilihan atau option pada menu
utama. EIS timbul akibat adanya kegagalan dalam memberikan dukungan
komputer terhadap eksekutif. Hal tsb disebabkan antara lain:
1. Para eksekutif yang tidak mengikuti perkembangan komputer, sehingga kesulitan dalam menggunakan komputer.
2. Senior eksekutif KONSEP KANTOR VIRTUAL DAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
Kantor Virtual atau Virtual Office adalah
sebuah “ruang kerja” yang berlokasi di dunia internet, di mana seorang
individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk
melaksanakan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki “fisik”
lokasi usaha. Kantor virtualmerupakan
sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual yang
bekerja secara online. Pengaturan operasional dan fungsional suatu
kantor virtual memungkinkan pemilik bisnis dan karyawan untuk bekerja
dari lokasi di manapun dengan menggunakan teknologi komputer seperti PC,
laptop, ponsel dan akses internet.
Tujuan Kantor Virtual
Kemajuan
teknologi terus mendorong dunia bisnis bergerak semakin cepat. Kantor
Virtual timbul sebagai upaya untuk mewujudkan pengurangan penggunaan
lingkungan kantor secara fisik. Pengurangan bahkan peniadaan tersebut
bertujuan sebagai efisiensi kerja yang berujung pada penekanan biaya
(cost reduction). Sebuah kantor virtual dapat memberikan penghematan
yang signifikan dan fleksibilitas dibandingkan dengan menyewa ruang
kantor tradisional.
Kantor virtual merupakan
implementasi dari upaya otomasi perkantoran (office automation) yang
bertujuan membantu karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja
mereka. Untuk perusahaan skala kecil dan menengah menggunakan Kantor
virtual tidak sama dengan pengurangan karyawan. Dalam hal pengurangan
kantor secara fisik, maka yang dikurangi adalah wujud fisik kantor
berupa ruangan, meja kursi, maupun lemari arsip. Sebagai gantinya,
karyawan tetap dapat bekerja melalui kantor virtual. Keberadaan kantor
virtual bagi seorang karyawan dapat “datang” ke kantor secara cepat.
Karena sebetulnya, kedatangan dan kepergian karyawan tersebut
berlangsung secara virtual tidak secara fisik datang dan hadir di
lingkungan kantor.
Mewujudkan
suatu kantor virtual berarti mempersiapkan infrastruktur otomasi
perkantoran, melakukan definisi ulang (redefine) proses kerja kantor,
serta mempersiapkan kondisi karyawan untuk bekerja melalui kantor
virtual. Definisi ulang proses kerja dan persiapan kondisi karyawan
tentunya akan melibatkan proses manajemen yang cukup kompleks, terlebih
bagi perusahaan yang selama ini beroperasi dengan cara tradisional.
Sedangkan infrastruktur otomasi perkantoran, meskipun tetap melibatkan
proses manajemen, lebih sering dipandang dari segi teknis integrasinya.
Infrastruktur otomasi perkantoran dapat tersusun atas tiga jenis aplikasi berikut ini:
o Aplikasi perkantoran, meliputi pengolah kata, pengolah tabel, pengolah slide presentasi.
o Aplikasi komunikasi, termasuk e-mail, messaging, voice-mail, telefon, fax, address book, dll.
o Aplikasi kolaborasi, yang berisi aplikasi manajemen proyek, kalender elektronik, forum diskusi, aplikasi konferensi dll.
Perkembangan Kantor Virtual
Aplikasi
komersial pertama dari kantor virtual terjadi pada tahun 1994, ketika
Ralph Gregory mendirikan “Virtual Office, Inc”, di Boulder, Colorado.
Perusahaan ini diperluas di seluruh Amerika Utara dan sekarang dikenal
sebagai “Intelligent Office”.
Kini
dengan semakin banyaknya perusahaan yang menyediakan layanan Kantor
Virtual, memudahkan individu untuk mengembangkan usahanya tanpa harus
memikirkan infratruktur otomasi perkantoran. Beberapa perusahaan kantor
virtual telah menyediakan layanan dan bantuan yang terkait dengan kantor
fisik, seperti alamat kantor yang bergengsi, layanan menjawab telepon
profesional dan menyewakan ruang kantor dan ruang pertemuan, dan
lain-lain.
Layanan komunikasi Kantor Virtual
o Resepsionis
Jarak Jauh – Sebuah tim pekerja kantor virtual bekerja menggunakan
teknologi Komunikasi yang terintegrasi dengan perangkat lunak Komputer
untuk menggantikan resepsionis tradisional.
o Asisten
Virtual – Sebuah asisten virtual sering kali merupakan sekretaris bagi
yang bekerja dari rumah, dan jarang bertemu atau bertatap muka dengan
klien.
o Layanan
Jawab / call center beroperasi dari lokasi terpusat untuk tujuan
menerima dan mengirimkan sejumlah besar permintaan melalui telepon.
Layanan telepon kantor virtual menjembatani kesenjangan antara Anda dan
klien.
o Kotak suara adalah teknologi yang menyimpan pesan suara elektronik.
o Gedung
Kantor Virtual – kantor virtual memberi Anda untuk memiliki kantor
nyata di kota pilihan Anda, agar dapat digunakan untuk bertatap muka,
rapat, pertemuan dengan karyawan lain atau relasi.
Layanan Ruang Kantor Virtual
o Alamat Profesional – Sebuah bangunan bergengsi untuk digunakan sebagai alamat bisnis.
o Alamat surat – Alamat profesional dapat digunakan untuk menerima, mengirim surat tanpa konotasi dari sebuah PO Box .
o Resepsionis – Tenaga Resepsionis sebagai ”wakil” untuk menerima dan menandatangani paket atau dokumen.
o Bisnis
Meeting Space – Penggunaan ruang pertemuan sesuai dengan permintaan
(per jam, harian atau mingguan) untuk melakukan pertemuan atau rapat.
o Sebuah
kantor layanan lengkap virtual akan menyediakan internet broadband,
fax, fotokopi, printer, fitur telepon tingkat lanjut, conference call,
video conferencing, lobi / ruang tunggu dan dapur.
o Live
Resepsionis Virtual – Sebuah layanan menjawab virtual adalah sebuah
sistem otomatis dengan resepsionis virtual hidup. Ini jenis layanan
dapat dinikmati tanpa membeli peralatan mahal.
Keuntungan Kantor Virtual
Secara spesifik ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan keberadaan kantor virtual:
1. Pengurangan biaya operasional perusahaan seperti lokasi dan ruang tempat usaha, biaya peralatan kantor, gaji karyawan.
2. Kantor
virtual menggunakan jaringan komunikasi formal, seluruh bentuk
komunikasi terjadi melalui kantor virtual tercatat secara formal.
3. Rapat
atau pertemuan dapat dilakukan melalui konferensi telekonferensi dan
video, dan dokumen dapat ditransmisikan secara elektronik.
4. Pengurangan
halangan aktivitas kerja seperti hujan, jalan macet, tempat jauh sudah
tidak dapat lagi menjadi alasan untuk tidak bekerja.
5. Keuntungan
sosial dari kantor virtual adalah memberikan kesempatan dan kemampuan
bekerja untuk individu yang memiliki tanggungan anak-anak kecil,
penyandang disabilitas, maupun lanjut usia.
6. SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
Istilah
eksekutif diterapkan agak bebas. Eksekutif sering dikaitkan dengan
perencanaan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan
perusahaan. Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada
sistem informasi fungsional, manajer pucuk akan menerima semua informasi
dari subsistem-subsistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan
dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka.
Sistem informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas tersebut.
Beberapa pandangan tentang apa yang dilakukan eksekutif :
1. Menurut
Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi – fungsi manajemen yang
sama: merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staf, mengarahkan dan
mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif,
sedangkan fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
2. Peran-peran
manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi
orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan
adalah negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding
dalam menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat bawah/rendah
berunding tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
3. Agenda
dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para
eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap:
(a) menetapkan agenda – tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang,
mencegah, dan jangka pendek); (b) membangun jaringan kerjasama
diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda tersebut; (c)
menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota
jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.
Pikiran
manajer sering dipandang sebagai black box, yang tidak boleh dibuka.
Menurut Prof. Daniel J. Isenberg dari Harvard, bahwa eksekutif berpikir
mengenai dua kelompok umum masalah: bagaimana membuat sesuatu
dilaksanakan dan bagaimana menangani sejumlah kecil masalah utama atau
sasaran umum. Seorang eksekutif sering melompat dari definisi masalah ke
penerapan solusi dan kemudian kembali ke evaluasi alternatif.
Eksekutif memang sering membuat keputusan rasional, tetapi mungkin tidak
selalu merupakan hasil dari mengikuti serangkaian langkah-langkah yang
terdefinisikan secara baik dalam urutan yang sama.
Sistem
Informasi Eksekutif berada di puncak sistem – sistem informasi
fungsional, menyediakan informasi bagi eksekutif.
Sistem
Informasi Eksekutif didefinisikan sebagai: Sistem terkomputerisasi yang
memberi eksekutif akses yang mudah ke informasi internal dan eksternal
yang relevan dengan faktor keberhasilan kebutuhannya.
7
. KEBUTUHAN INFORMASI EKSEKUTIF YANG UNIK
Eksekutif
memiliki tanggung jawab yang unik dan terlibat dalam proses berpikir
yang unik, mereka juga memiliki kebutuhan informasi yang unik. Ada 3
penelitian mengenai penggunaan informasi oleh eksekutif.
1. Penelitian
Mintzberg : orang pertama melakukan penelitian formal mengenai
kebutuhan informasi eksekutif. Ada 5 kegiatan dasar yang membentuk waktu
CEO – tugas administrasi (desk work) 22%, panggilan telepon 6%,
pertemuan tak terjadwal 10%, pertemuan terjadwal 59%, dan kunjungan 3%.
2. Penelitian
Jones dan Mc. Cleod : penelitian mengenai arus informasi masuk dari 5
eksekutif. Para eksekutif tersebut mencakup CEO suatu rangkaian toko
pengecer, CEO suatu bank, presiden direktur suatu perusahaan asuransi,
wakil presiden direktur keuangan, dan wakil presiden direktur
perpajakan. Penelitiannya dirancang untuk menjawab pertanyaan :
Berapa
banyak informasi yang mencapai eksekutif? Selama dua minggu eksekutif
dan sekretaris mereka mencatat 1.454 transaksi informasi yang menjalin
ke eksekutif. Transaksi adalah suatu komunikasi yang melibatkan medium
apapun: laporan komputer, memo, kunjungan pengamatan, panggilan telepon,
surat, rapat dan sebagainya. Rata-rata 29 transaksi/hari.
Apa
nilai informasi tersebut? Tiap transaksi diberi nilai 0 (tanpa nilai)
hingga 10 (maksimum). Hasil pengamatan menunjukkan ada variasi dalam
tingkat nilai yang diberikan oleh tiap eksekutif, berkisar dari
rata-rata 2,9 untuk wakil presiden direktur perpajakan hingga 5,5 untuk
CEO bank.
Apa
sajakah sumber informasi itu? Lingkungan menyediakan volume terbesar,
tetapi juga menyediakan informasi dengan nilai rata-rata terendah.
Sebaliknya sumber yang menyediakan volume paling sedikit adalah komite,
tetapi mereka menyediakan informasi dengan nilai tertinggi. Dua tingkat
yang langsung dibawah eksekutif menyediakan informasi terbaik dalam hal
volume dan nilai yang tinggi.
Media
apa yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi eksekutif? Media
tertulis mencapai 61% dari jumlah transaksi. Panggilan telepon
merupakan satu-satunya komunikasi lisan yang bervolume besar. Sayang
bagi para eksekutif, tiga media yang paling sedikit mereka kendalikan
(surat, memo dan panggilan telepon) mencapai 60% transaksi.
Apa
kegunaan informasi itu? Para peneliti dibantu oleh para eksekutif
memberikan suatu peran keputusan untuk tiap transaksi informasi.
Pemberian tersebut mencerminkan bagaimana eksekutif akan menggunakan
informasi itu. Penggunaan informasi: penanganan gangguan 42%,
entrepreneur 32%, pengalokasian sumberdaya 17%, negosiator 3%, dan tidak
diketahui 6%.
Ada tiga penemuan penelitian yang paling menonjol :
a. Sebagian
besar informasi eksekutif berasal dari sumberdaya lingkungan, tetapi
informasi intern diberi nilai lebih tinggi.
b. Sebagian besar informasi eksekutif berbentuk tertulis, tetapi informasi lisan diberi nilai lebih tinggi.
c. Para
eksekutif mendapatkan sangat sedikit informasi langsung dari komputer.
Tidak ada sistem informasi eksekutif yang sepenuhnya berbasis komputer.
3. Penelitian
Rockart dan Treacy. Sukar untuk membedakan usaha pada sistem informasi
eksekutif antara penelitian Mintzberg dan penelitian 1980-an oleh John
Rockart dan Michael Treacy, keduanya dari MIT. Salah satu hasil
penelitian mereka yang menyatakan bahwa dari 16 perusahaan yang diamati
satu dari 3 pejabat puncak – sangat sering CEO – menggunakan sendiri
komputer. Salah satu pendukung komputer yang paling berdedikasi adalah
Ben W. Heineman, CEO dari Northwest Industries.
Istilah
Sistem Informasi Eksekutif (SIE) pertama kali muncul dalam laporan
penelitian Rockart dan Treacy. Para peneliti tersebut menemukan :
Tujuan sentral : eksekutif menggunakan informasi komputer terutama dalam perencanaan dan pengendalian.
Inti
data bersama : database berisi informasi mengenai berbagai industri,
pelanggan, pesaing dan unit-unit bisnis dalam 3 periode waktu : masa
lalu, kini, dan masa depan.
Dua
metode penggunaan utama : eksekutif menggunakan Sistem Informasi
Eksekutif untuk mengakses status saat ini dan memproyeksikan trend
serta melakukan analisis pribadi atas data.
Organisasi
pendukung : para eksekutif dibantu oleh pelatih Sistem Informasi
Eksekutif dan sopir Sistem Informasi Eksekutif. Pelatih Sistem Informasi
Eksekutif adalah anggota staf eksekutif, jasa informasi atau organisasi
konsultasi luar yang menyediakan bantuan dalam memulai sistem. Sopir
Sistem Informasi Eksekutif adalah anggota staf eksekutif yang
mengoperasikan peralatan bagi eksekutif.
8
. MENEMPATKAN KOMPUTER DALAM PERSPEKTIF
Walau
beberapa eksekutif mengandalkan komputer, secara proporsional lebih
sedikit pemakai komputer di tingkat eksekutif daripada di tingkat lain.
Alasannya: (1) masalah pada tingkat eksekutif kurang terstruktur, oleh
sebab itu lebih sulit untuk didukung dengan pengolah komputer; (2)
eksekutif lebih tua dan jarang mendapatkan kesempatan pelatihan komputer
formal. Pokok-pokok penting dalam pembahasan ini :
Penggunaan komputer adalah sesuatu yang pribadi;
Informasi komputer hanyalah sebagian dari semua informasi yang mencapai seorang eksekutif.
9. SARAN – SARAN UNTUK MEMPERBAIKI SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
Eksekutif
harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan peran komputer dalam
sistem informasi mereka. Ada 5 langkah yang bisa dilakukan :
1. Mencatat
transaksi-transaksi informasi yang masuk: data dapat dimasukkan dalam
database dan dapat disiapkan laporan yang memungkinkan eksekutif
menjawab setiap pertanyaan.
2. Merangsang
sumber – sumber yang bernilai tinggi: dengan teridentifikasinya
sumber-sumber bernilai tinggi, eksekutif kemudian dapat bertindak untuk
memudahkan komunikasi sumber-sumber tersebut.
3. Memanfaatkan peluang: jika sepotong informasi yang baik datang eksekutif harus meraihnya.
4. Menyesuaikan
sistem pada perorangan: sesuai penelitian Jones dan McCleod, tiap
eksekutif memiliki gaya pengumpulan informasi yang unik.
5. Memanfaatkan
teknologi : Eksekutif umumnya berpikiran terbuka mengenai sistem
informasi mereka dan akan mempertimbangkancara apapun untuk
memperbaikinya.
10. SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BERBASIS KOMPUTER
Sistem
informasi eksekutif (executive information system), atau EIS, merupakan
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja
keseluruhan perusahaan. Informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam
berbagai tingkat. Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep –
konsep manajemen. Ada 3 konsep yang perlu dibahas, yaitu: faktor –
faktor penentu keberhasilan (critical success factors), management by
exception, dan model mental.
Faktor-faktor
penentu keberhasilan Tahun 1961 D. Donald Daniel dari McKinsey &
Company menciptakan faktor-faktor keberhasilan. Faktor-faktor ini
bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk industri
kendaraan bermotor, CSF (critical success factors) yang diyakini
adalah model, jaringan dealer yang efisien, dan pengendalian biaya
manufaktur yang efisien. CSF industri asuransi jiwa adalah pengembangan
personil manajemen agen, pengendalian personil administratif, dan
inovasi menciptakan produk – produk asuransi.
Management
by exception Tampilan layar yang digunakan eksekutif sering menyertakan
management by exception dengan membandingkan kinerja yang diharapkan
dengan kinerja aktual. Perangkat lunak EIS dapat mengidentifikasi
perkecualian-perkecualian secara otomatis dan membuatnya diperhatikan
oleh eksekutif.
Model
mental Peran utama EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan data
dan informasi bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya.
Pengambilan sari ini disebut pemampatan informasi (information
compression) dan menghasilkan suatu gambaran atau model mental dari
operasi perusahaan. Tahun 1973, P.N. Johnson – Lavid menciptakan
istilah model mental, yakni “memungkinkan perorangan untuk membuat
penilaian dan perkiraan, untuk memahami fenomena, untuk memutuskan
tindakan yang perlu diambil dan untuk mengendalikan pelaksanaannya dan
di atas semuanya untuk mengalami kejadian melalui pengganti (proxy).”
11. KEPUTUSAN PENERAPAN EIS
Untuk menerapkan EIS berbasis komputer, ada 3 pertimbangan yang perlu dilakukan:
1. Perlukah kita mengembangkan EIS? Jika jawabannya tidak, eksekutif cukup mengandalkan sistem yang ada sekarang.
2. Jika
jawabannya ya; apakah tersedia perangkat lunak produktivitas perorangan
siap pakai (prewritten personal productivity software) yang memenuhi
kebutuhan eksekutif? Jika ada perangkat lunak itu dibeli.
3. Jika
tidak; perlukah kita membeli perangkat lunak EIS siap pakai? Jika ya,
perangkat lunak tersebut dibeli; jika tidak staf jasa informasi
perusahaan menciptakan perangkat lunak EIS pesanan (custom EIS
software).
Perangkat
lunak produktivitas perseorangan siap pakai adalah S/W umum yang dapat
digunakan oleh setiap orang untuk mengembangkan aplikasi mereka sendiri.
Contoh : DBMS, paket spreadsheet elektronik, paket grafik, sistem
manajemen proyek.
Perangkat
lunak EIS siap pakai: khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi eksekutif. Contoh S/W awal EIS yang dirancang untuk mainframe
adalah Pilot Executive Software, Inc.dari Boston dan Comshore, Inc. dari
Aum Arbor, Michigan. Sekarang S/W untuk PC sudah banyak ada.
12. FAKTOR – FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN EIS
Rockart dan Delong mengidentifikasi 8 faktor penentu keberhasilan EIS, yaitu :
1. Sponsor
eksekutif yang mengerti dan berkomitmen; eksekutif tingkat puncak,
lebih baik CEO, harus berfungsi sebagai sponsor eksekutif EIS dengan
mendorong penerapannya.
2. Sponsor
operasi, kalau sponsor eksekutif sibuk dapat diberikan kepada eksekutif
lebih rendah, misal wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi
bekerjasama dengan eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk
memastikan pekerjaan itu terlaksana.
3. Staf
jasa informasi yang sesuai; tidak saja mengerti teknologi informasi
tetapi juga mengerti cara eksekutif menggunakan sistem itu.
4. Teknologi informasi yang sesuai; H/W dan S/W tidak lebih dan tidak kurang.
5. Manajemen
data; data harus selalu mutakhir dengan mengidentifikasi tanggal dan
jam dimasukkan dalam sistem. Juga perlu analisis melalui drill-down –
dengan bertanya kepada manajer data atau keduanya.
6. Kaitan
yang jelas dengan tujuan bisnis; EIS harus berhasil memecahkan
masalah-masalah spesifik/untuk memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani
teknologi informasi.
7. Manajemen
atas penolakan organisasi. Jika seorang eksekutif menolak EIS, perlu
upaya untuk mendapatkan dukungan. Untuk itu perlu identifikasi masalah
tanggal tersebut, kemudian menerapkan EIS dengan prototyping untuk
mengatasi masalah tersebut.
8. Manajemen
atas penyebaran dan evolusi sistem; jika manajemen tingkat atas mulai
menerima informasi dari EIS, manajer tingkat bawah ingin menerima output
yang sama.
13. TREND EIS MASA DEPAN
1. Penggunaan EIS di perusahaan besar akan menjadi umum.
2. Terdapat kebutuhan akan perangkat lunak EIS khusus berharga murah.
3. SIM dan DSS masa depan akan tampak seperti EIS masa kini.
4. Eksekutif akan menjaga komputer dalam perspektif.
Kebanyakan EIS menunjukkan:
1. Sesuaikan dengan pemakai eksekutif perorangan
2. Mengekstraksi, menyaring, meringkas dan menangkap data yang penting
3. Memberikan
akses status online, analisa trend, pelaporan kekecualian dan drill
down (yaitu memungkinkan pemakai untuk mengakses kerincian atau data
yang mendukung yang berada di bawah data yang teringkas)
4. Mengakses dan memadukan jangkauan data internal dan eksternal yang bersifat luas
5. Bersifat user-friendly dang menggunakannya hanya dibutuhkan ketrampilan yang sedikit tanpa pelatihan
6. Digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa intermediary (perantara)
7. Menampilkan informasi grafik, tabuler dan/atau tekstual
Sedangkan
Sistem Penunjang Eksekutif (ESS) biasanya mengacu pada sistem yang
memiliki set kemampuan yang lebih dari EIS. EIS mempunyai konotasi yang
memberikan informasi, sedangkan istilah ESS berkonotasi memberikan
kemampuan dukungan yang lain selain memberikn informasi.
Selain kemampuan yang ada pada EIS, dalam ESS mempunyai kemampuan tambahan diantaranya:
1. Memberikan dukungan kepada komunikasi elektronik (mis:Email, computer conferencing, dan word proccesing)
2. Mempunyai kemampuan analisa data
3. Mempunyai alat pengorganisasian
Kemampuan
tambahan tersebut biasanya berada sebagai pilihan atau option pada menu
utama. EIS timbul akibat adanya kegagalan dalam memberikan dukungan
komputer terhadap eksekutif. Hal tsb disebabkan antara lain:
1. Para eksekutif yang tidak mengikuti perkembangan komputer, sehingga kesulitan dalam menggunakan komputer.
2. Senior
eksekutif yang mempunyai waktu yang padat, sehigga tidak mau
menggunakan sistem yang memerlukan pelatihan terlebih dahulu.
3. Kesulitan
dalam memahami sifat yang menginginkan sistem yang digunakan harus
lebih responsif dari pada manusia atau personel staffnya.
Pengembangan EIS dapat terjadi akibat:
a. Dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi eksekutif senior
b. Harus dibuat/dikembangkan oleh personil yang mempunyai ketrampilan bisnis maupun teknis
c. Harus mudah digunakan, sehingga bisa dianggap bersifat intuitif (mudah dimengerti)
1. Tekanan
eksternal, yang berasal dari lingkungan diluar perusahaan dan bisa
meliputi gejolak lingkungan (bahan mentah, dll), persaingan yang
meningkat serta semakin ketatnya peraturan pemerintah.
2. Tekanan
internal meliputi adanya kebutuhan akan informasi baru, lebih baik dan
lebih tepat waktu, adanya keharusan untuk mengelola organisasi yang
semakin kompleks dan sulit untuk dijalankan serta adanya kebutuhan akan
sistem pelaporan yang lebih efisien.
1. KESIMPULAN
Virtual
Office dan Sistem Informasi Eksekutif (EIS) memiliki peranan yang
sangat penting dalam perkembangan sistem informasi dewasa ini. Virtual
office (kantor maya) dapat menyediakan suatu fasilitas dimana semua file
akan tersimpan secara online dan dapat digunakan secara bersama – sama
dalam satu waktu ditempat yang berbeda atau di waktu yang berbeda
sehingga lebih produktif dan flexibel. Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
merupakan sistem terkomputerisasi yang memberi eksekutif akses yang
mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan faktor
keberhasilan kebutuhannya.yang mempunyai waktu yang padat, sehigga tidak mau menggunakan sistem yang memerlukan pelatihan terlebih dahulu.
3. Kesulitan
dalam memahami sifat yang menginginkan sistem yang digunakan harus
lebih responsif dari pada manusia atau personel staffnya.
Pengembangan EIS dapat terjadi akibat:
a. Dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi eksekutif senior
b. Harus dibuat/dikembangkan oleh personil yang mempunyai ketrampilan bisnis maupun teknis
c. Harus mudah digunakan, sehingga bisa dianggap bersifat intuitif (mudah dimengerti)
1. Tekanan
eksternal, yang berasal dari lingkungan diluar perusahaan dan bisa
meliputi gejolak lingkungan (bahan mentah, dll), persaingan yang
meningkat serta semakin ketatnya peraturan pemerintah.
2. Tekanan
internal meliputi adanya kebutuhan akan informasi baru, lebih baik dan
lebih tepat waktu, adanya keharusan untuk mengelola organisasi yang
semakin kompleks dan sulit untuk dijalankan serta adanya kebutuhan akan
sistem pelaporan yang lebih efisien.
1. KESIMPULAN
Virtual
Office dan Sistem Informasi Eksekutif (EIS) memiliki peranan yang
sangat penting dalam perkembangan sistem informasi dewasa ini. Virtual
office (kantor maya) dapat menyediakan suatu fasilitas dimana semua file
akan tersimpan secara online dan dapat digunakan secara bersama – sama
dalam satu waktu ditempat yang berbeda atau di waktu yang berbeda
sehingga lebih produktif dan flexibel. Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
merupakan sistem terkomputerisasi yang memberi eksekutif akses yang
mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan faktor
keberhasilan kebutuhannya.
EmoticonEmoticon